Gagal Interview Berkali-kali? Bisa Jadi Allah Sedang Simpan Rezeki Lebih Besar!

Rasanya sudah berusaha maksimal—CV sudah rapi, jawaban sudah dipersiapkan, pakaian pun sudah dipilihkan yang terbaik. Tapi begitu keluar dari ruang interview, harapannya runtuh:

“Maaf, kami memilih kandidat lain.”

Kabar seperti ini memang menyesakkan, apalagi jika sudah berkali-kali terjadi. Ada rasa lelah, minder, dan ingin menyerah.

Tapi satu hal yang perlu diingat: gagal interview bukan akhir dari jalan. Bisa jadi, itu awal dibukanya pintu rezeki lain yang lebih tepat dan sesuai.

Kebutuhan Tak Cuma Soal Gaji

Menurut Maslow’s Hierarchy of Needs, manusia butuh lebih dari sekadar penghasilan. Setelah kebutuhan dasar seperti makan dan tempat tinggal terpenuhi, manusia juga butuh rasa aman, dihargai, dan merasa punya makna dalam pekerjaan.

Mungkin kegagalan interview bukan pertanda tidak layak, tapi cara Allah menjaga agar seseorang tidak masuk ke lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhannya.

Sebab, pekerjaan yang hanya memenuhi aspek finansial tapi mengikis kesehatan mental dan spiritual justru bisa lebih merugikan dalam jangka panjang.

Kegagalan Bisa Menyelamatkan

Allah ﷻ telah mengajarkan untuk bersikap tenang terhadap takdir yang mengecewakan dan tidak sesuai harapan.

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Selain itu, Allah ﷻ juga memberikan janji begitu jelas:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ۝ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Tholaq: 2-3)

Sama seperti kisah Malik bin Anas yang gagal meneruskan bisnis ayahnya tapi justru tumbuh menjadi ulama besar, kegagalan kadang adalah jalan memutar menuju takdir terbaik.

Gagal interview tidak serta-merta menandakan ketidakmampuan. Kadang, itu adalah cara Allah menjauhkan dari lingkungan yang tak cocok.

Rezeki bisa datang lewat teman, jaringan, atau peluang yang sebelumnya tak pernah terpikirkan.

Selama ada usaha, tawakal, dan hati yang ridha, rezeki akan datang dengan caranya sendiri—tepat waktu, dan tak pernah salah alamat.

(***)