Disiplin Waktu ala Umar bin Khottob: Pemimpin Duluan, Bukan Cuma Asal Main Beri Perintah

Di banyak kantor, datang terlambat sering dianggap sepele. Padahal dari kebiasaan kecil inilah benih-benih ketidakteraturan tumbuh.

Terlebih jika yang telat adalah atasan. Tanpa teguran atau koreksi, sikap longgar ini bisa menjalar ke seluruh tim.

Bagi seorang pemimpin, disiplin bukan sekadar soal menyelesaikan tugas tepat waktu, tapi juga memberi contoh nyata.

Salah satu Shohabat dari Nabi Muhammad ﷺ yaitu Umar bin Khottib Rodhiyallahu ‘Anhu memiliki cara mengatur waktu dan juga membimbing para pekerjanya yang bisa dicontoh oleh atasan masa kini.

Umar bin Khottob: Teladan Kedisiplinan Sepanjang Masa

Sosok Umar bin Khottob Rodhiyallahu ‘Anhu dikenal sangat tegas dalam urusan waktu dan tanggung jawab. Ia tak segan mencopot pejabat yang lalai dalam pekerjaan.

Dalam banyak riwayat, Umar bahkan turun langsung ke pasar untuk memastikan pegawainya bekerja dengan jujur dan disiplin.

Umar memahami bahwa waktu adalah amanah. Ia menilai keterlambatan dan kelalaian sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan yang telah diberikan.

Sikapnya ini menjadi cermin bagi para pemimpin masa kini: kedisiplinan adalah bagian dari keadilan dan profesionalisme.

Islam Mewajibkan Keadilan dan Profesionalisme

Al-Qur’an menegaskan pentingnya menjalankan amanah secara adil. Dalam QS. Al-Mutoffifin: 1–3:

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ ۝ الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ ۝ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al-Mutoffifin: 1–3)

Allah mengecam orang-orang yang menuntut haknya penuh, tapi mengurangi hak orang lain. Termasuk mereka yang ingin gaji penuh, tapi sering telat datang kerja.

Nabi Muhammad ﷺ pun bersabda:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila melakukan suatu pekerjaan, dia menyempurnakannya dengan baik.” (HHR. Al-Baihaqi)

Ketepatan waktu adalah bagian dari itqonul ‘amal, menyempurnakan pekerjaan yang menjadi amanah. Disiplin adalah bentuk nyata dari profesionalisme dalam Islam.

Solusi Membangun Budaya Disiplin

1. Tegakkan aturan sederhana dan adil: Terapkan kebijakan “Datang tepat waktu, pulang sesuai jam kerja.” Tegur yang melanggar, tapi juga beri apresiasi untuk yang konsisten.

2. Bangun kesadaran rohani: Ingatkan bahwa waktu adalah amanah. Datang telat tapi menuntut gaji penuh, adalah bentuk tatfif yang dikecam dalam Al-Qur’an.

3. Buat sistem penghargaan dan sanksi: Apresiasi karyawan yang paling disiplin, dan beri peringatan bertahap untuk pelanggaran yang berulang.

4. Perbaiki budaya dan niat kerja: Ajak tim bekerja karena tanggung jawab di hadapan Allah ﷻ, bukan semata-mata karena aturan kantor.

Belajar dari Umar bin Khattab Rodhiyallahu ‘Anhu, kita diajak untuk menjaga waktu bukan karena takut sanksi, tapi karena ingin menjaga amanah. 

Sejatinya, pemimpin sejati adalah mereka yang paling duluan dalam memberi teladan.

(***)