Evaluasi Nggak Usah Baper, Tapi Biar Lebih Jago & Pinter

https://www.freepik.com/

Saat bekerja, akan selalu ada evaluasi atau kritik yang disampaikan kepada pekerja terkait apa yang ia kerjakan untuk perusahaan. Sejatinya, evaluasi bisa bernilai kebaikan karena hal itu akan membawa pekerja tersebut untuk memperbaiki kualitas pekerjaan dan cara kerjanya.

Dalam islam, evaluasi yang disampaikan secara baik, merupakan nasihat. Nasihat ini bahkan bernilai hadiah, bukan sekedar celaan saja. Mengapa demikian? Karena pekerja yang mendapatkan evaluasi, seperti sedang mendapatkan hadiah untuk menaikkan kualitas dan levelnya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

Sampaikan Evaluasi dengan Cara yang Ma’ruf

Menasihati tentu saja harus dilakukan dengan cara yang baik. Maka, sebaiknya evaluasi atau kritik terhadap pekerjaan karyawan disampaikan dengan cara yang ma’ruf (baik), tidak dihadapan seluruh timnya atau sesama karyawan. Karena jika dilakukan di hadapan semua orang, berpotensi mempermalukan dan memperolok karyawan tersebut.

Allah ﷻ berfirman :

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

“(Yaitu) orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik darinya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar: 18)

Oleh karena itu, apabila Anda harus memberikan evaluasi kepada bawahan atau sesama rekan kerja semestinya dilakukan dengan cara yang baik. Jangan menyakiti hati, gunakan kata-kata yang tidak melukai, sehingga evaluasi tersebut bisa diterima dengan baik.

Jadikan Evaluasi Sarana Perbaikan Diri & Pekerjaan

Nabi ﷺ bersabda:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ

“Agama itu adalah nasihat.” (HR. Muslim no. 55)

Seorang pekerja yang mendapatkan evaluasi, semestinya menanggapinya dengan baik sebagai bahan perbaikan diri. Kritik bisa menjadi sebuah pemicu bagi dirinya untuk meningkatkan kualitas diri dan pekerjaan, sehingga sikap yang seharusnya saat mendengarkan evaluasi & kritik sama halnya saat mendengarkan nasihat & perkataan yang baik.

Ulama Salaf menganggap kritik itu hadiah, bukan celaan. 

Al-Hasan Al-Bashri (110 H) berkata: “Semoga Allah merohmati seorang hamba yang menghadiahkan (menunjukkan) kepadaku aib-aibku.” (Syu’abul Iman)

Mereka mengharapkan kebenaran muncul, meskipun dari lisan orang lain yang mungkin sedang mengoreksi dirinya. 

Imam As-Syafii (204 H) berkata: “Aku tidak pernah berdebat dengan seseorang melainkan aku berdoa agar Allah menampakkan kebenaran melalui lisannya.” (Tariikh Baghdad)

Yuk, Tanggapi Evaluasi dengan Bijak

Nah, begitulah cara Islam mengatur bagaimana menyampaikan dan menerima evaluasi dalam lingkup pekerjaan. Tidak untuk menjatuhkan, tapi untuk sarana perbaikan supaya meningkat kualitas pekerjaan dan diri dari pekerja itu sendiri. Kritik yang disampaikan dengan baik, harus ditanggapi dengan bijak agar tercapai tujuannya.

Kami ingin mengajak Anda untuk berbagi insight menarik seputar dunia kerja yang berlandaskan nilai-nilai keislaman agar kita bekerja tak hanya sekedar bekerja saja, namun juga selalu mengedepankan keridhaan Allah.

Yuk, share artikel dari Dakwah Korporat kepada teman-teman Anda, untuk pengingat untuk memberikan dan menerima kritik dengan cara yang baik tanpa saling menyakiti. Semoga bermanfaat!