Pernah nggak, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, tapi to-do list masih panjang? Pagi tadi semangat 45, tapi entah kenapa siang menjelang semuanya malah berantakan.
Rasanya sibuk terus, tapi hasilnya nggak kelihatan. Kalau sering mengalami ini, bukan berarti kamu malas atau nggak kompeten.
Bisa jadi kamu cuma perlu membenahi satu hal: cara mengatur waktu.
Ada banyak pekerja yang merasa seolah tenggelam dalam lautan tugas. Padahal, kalau ditelisik, tugasnya bukan hal yang tidak bisa diselesaikan.
Masalahnya ada di cara mengatur waktu dan memprioritaskan. Ternyata ada, lho cara paling mudah untuk membagi waktu yang bisa kamu terapkan.
Cara Membagi Tugas dan Waktu agar Tidak Kelabakan
Dalam teori Time Management Matrix, di sana di-spill cara membagi waktu yang dibagi menjadi empat kuadran. Cara ini kayaknya masih bisa kamu coba:
– Penting dan Mendesak: tugas darurat, deadline
– Penting tapi Tidak Mendesak: rencana jangka panjang, refleksi, pengembangan diri
– Tidak Penting tapi Mendesak: gangguan, permintaan dadakan
– Tidak Penting dan Tidak Mendesak: scrolling medsos, aktivitas pengalih
Masalahnya, banyak orang terjebak di kuadran “tidak penting tapi mendesak” karena tidak menyusun prioritas.
Akibatnya, tugas-tugas penting tapi tidak mendesak (yang justru bikin kita berkembang) malah terlupakan.
Cara lain yang populer adalah metode ‘Eat That Frog’, yaitu menyelesaikan tugas paling berat di pagi hari saat otak masih segar. Teknik ini membantu mengurangi penundaan dan meningkatkan fokus.
Mengelola waktu bukan soal memeras tenaga, tapi soal strategi. Dan itu bisa dilatih, asal mau mulai dari hal kecil seperti membuat to-do list yang realistis.
Jauh sebelum teori Time Management Matrix, Islam udah lebih terdepan duluan dalam menyikapi tanggung jawab atas komitmen yang sudah dibuat.
Islam Memandang Waktu sebagai Amanah
Manajemen waktu dalam Islam bukan sekadar soal efisiensi, tapi juga tanggung jawab. Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَٱنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kalian kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah dia persiapkan untuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat ini menekankan pentingnya evaluasi dan perencanaan, dua prinsip utama dalam manajemen waktu.
Nabi ﷺ bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhori)
Hadits ini jadi pengingat betapa pentingnya waktu, dan bagaimana banyak orang menyia-nyiakannya karena tidak punya strategi pemanfaatan yang baik.
Hasan Al-Bashri berkata:
“Wahai anak Adam! Sesungguhnya kamu adalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari berlalu, maka sebagian dari dirimu juga hilang.” (Shifatu Shofwah)
Kutipan ini menegaskan bahwa waktu bukan hanya tentang produktivitas, tapi juga tentang makna hidup.
Mengatur waktu itu bukan tentang jadi sempurna. Tapi tentang sadar bahwa setiap menit adalah bagian dari hidup kita yang tak akan kembali. Jadi, yuk belajar memanfaatkannya dengan lebih bijak.
(***)